BAHASA
Indonesia dinilai memiliki posisi strategis menjelang berlakunya ASEAN
Community tahun 2015. Bukan hanya 240 juta penduduk Indonesia saja yang
bisa menggunakan bahasa ini, tetapi bangsa-bangsa serumpun Melayu
seperti Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand terutama bagian selatan
juga bisa berbahasa Indonesia. Berdasarkan data Kemendikbud, bahasa
Indonesia telah dipelajari lebih dari 96 negara di dunia. Bahkan, bahasa
Indonesia telah menjadi pusat studi pada beberapa universitas di luar
negeri.
“Ini
jumlah yang sangat besar dan sangat potensial, bahwa bahasa Indonesia
bisa menjadi bahasa pergaulan dan bahasa ilmiah internasional,” kata
rektor UMM, Dr Muhadjir Effendy MAP.
Itulah sebabnya dia mendorong agar mahasiswa asing yang kuliah di UMM
diwajibkan mempelajari Bahasa Indonesia. Tak hanya itu melalui Lembaga
Kebudayaan (LK UMM) dan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerahserta Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia agar menggelar
seminar internasional Bahasa Indonesia, pada 4-5 November mendatang.
Dikatakan rektor, ASEAN community akan
mengintegrasikan negara-negara Asia Tenggara dalam satu lingkaran
sosial, politik, dan ekonomi. Hal itu meniscayakan persinggungan antara
masing-masing budaya yang kian intens di antara negara-negara tersebut.
Ketua
Panitia seminar sekaligus kepala LK UMM, Dr Sugiarti menyatakan seminar
nanti mengambil tema “Membangun Peradaban Bangsa melalui Politik Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Internasional". Misi utama acara ini, katanya,
agar terbangun diplomasi bahasa secara global yang dapat menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Bahasa
Indonesia, kata Sugiarti, didukung aspek gramatikal yang memiliki
struktur sederhana, mudah dipelajari serta mempunyai daya serap kosakata
yang kuat. Apalagi, lanjutnya, hal tersebut juga ditopang faktor
ekonomi dan budaya. Dari segi ekonomi, Indonesia menempati 16 besar
kekuatan ekonomi dunia dan masuk dalam G-20, dan pada 2030 diperkirakan
bisa menempati tujuh besar. Dari sisi budaya, tampak bahwa karya-karya
sastra Indonesia telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Daya
tarik tersebut diakui oleh salah seorang mahasiswa asing di UMM Lee Ji
Ho. Menurutnya,ke depan Indonesia akan menjadi lalu lintas perdagangan
dunia mengingat populasi penduduk negara ini yang masuk dalam empat
besar dunia. “Saya perlu mempelajari budaya negara lain karena ke depan
saya ingin menjadi pebisnis berpangsa pasar lintas negara. Semula saya
mempertimbangkan Cina, India, dan Amerika, tapi pilihan saya jatuh pada
Indonesiakarena negara ini sangat potensial, baik dari segi pasar bisnis
maupun keanekaragaman budaya,” tutur Lee yang berasal dari Korea
Selatan ini.
Di
UMM sendiri, jumlah mahasiswa asing yang mempelajari bahasa Indonesia
kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat lebih dari 200
mahasiswa asing yang sembari belajar di fakultas yang berbeda, mereka
juga mempelajari bahasa Indonesia di unit Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing (BIPA) UMM. “Mereka ternyata betul-betul tertarik mempelajari
bahasa Indonesia walaupun negara asalnya menyebar dari lima benua, yaitu
Asia, Australia, Amerika, Afrika dan Eropa,” kata kepala BIPA UMM Dr
Arif Budi Wurianto. (han/nas)Sumber
0 komentar:
Posting Komentar